Upaya Pembangunan IPTEK Pertanian

            Negara indonesia akan mengalami bonus demografi pada tahun 2020 yaitu dengan meningkatnya proporsi penduduk produktif. Akan tetapi keadaan ini memiliki dampak yang baik
apabila penduduknya berkualitas dan memiliki dampak buruk jika terjadi hal sebaliknya. Untuk itu penduduk produktif dan berkualitas mampu mengembalikan posisi strategis sektor pertanian dalam proses pembangunan Indonesia sudah seharusnya semua potensi yang kita miliki mampu terlibat secara aktif. Indonesia merupakan negara yang mampu menghasilkan sumber daya pangan dibandingkan negara lain yang mampu meningkatkan hasil produksi pertanian minimal untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri sendiri.

            Indonesia merupakan penduduk dengan kepadatan tertinggi ke-4 didunia. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis jumlah penduduk Indonesia terbaru tahun 2010. Penduduk RI sampai saat ini mencapai 237,56 juta jiwa. Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau dan memiliki luasan wilayah terluas dari negara yang lain. Wilayah yang luas merupakan sumber untuk perkembangan produksi di bidang pertanian karena selain itu indonesia memiliki iklim tropis yang sangat cocok untuk budidaya tanaman pangan.

            Kemajuan dan pembangunan dalam bidang apapun tidak dapat dilepaskan dari kemajuan teknologi. Revolusi pertanian didorong oleh penemuan mesin-mesin dan cara-cara baru dalam bidang pertanian. Teknologi yang senantiasa berubah itu sebagai syarat mutlak adanya pembangunan pertanian. Apabila tidak ada perubahan dalam teknologi maka pembangunan pertanian pun terhenti. Produksi terhenti kenaikannya, bahkan dapat menurun karena merosotnya kesuburan tanah atau karena kerusakan yang makin meningkat oleh hama penyakit yang semakin merajalela.

            Sektor pertanian memegang peranan sangat penting dalam perekonomian Indonesia dan berfungsi sebagai landasan pembangunan bangsa indonesia. Tetapi untuk saat ini sektor pertanian menurun sehingga kebijakan politik meminggirkannya. Fokus pembangunan ekonomi selanjutnya hanya pada sektor industri dan jasa yang berbasis teknologi tinggi dengan biaya yang mahal. Pemerintah berusaha untuk mengembangkan kembali sektor pertanian menggunakan strategi revitalisasi pertanian sehingga mampu mengurangi tingkat kemiskinan masyarakat. Pembangunan pertanian ini bertujuan untuk tercapainya pertanian tangguh yang berdaya saing. Namun sampai saat ini tidak ada kenyataanya, sepertinya hal tersebut belum tercapai.

            Sistem pertanian berkelanjutan merupakan sistem konsep ideal yang akan dilaksanakan dalam pembangunan pertanian kedepan. Sistem pertanian berkelanjutan merupakan sistem dengan penggunaan input luar secara ekonomis dan mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penerapannya perlu dukungan dari berbagai pihak seperti sumber daya manusia, pengetahuan dan teknologi, permodalan, hubungan produk dan konsumen, serta masalah misi perkembangan pertanian dalam pembangunan. Pembangunan pertanian kedepan dapat dilakukan melalui strategi-strategi sebagai berikut.

            Pertama Peningkatan pemanfaatan teknologi yang diarahkan pada penggunaan teknologi yang tepat kegunaannya, karena disesuaikan dengan jenis suatu komoditas serta sumber daya yang tersedia. Sebab setiap daerah memiliki potensi masing-masing. Sehingga diperlukannya sumber daya manusia untuk memilih dan memilah jenis teknologi yang akan digunakan sesuai dengan kemajuan teknologi.

            Kedua, peningkatan efisiensi dan produktivitas sistem pemasaran yang dilakukan dengan penerapan teknologi tepat sehingga meningkatkan kualitas suatu produk sesuai dengan permintaan pasar. Adanya permintaan pasar yang beragam dan tinggi membuat daya tarik tersendiri untuk memberikan sesuatu supaya mampu memenuhi kebutuhan tersebut.

            Ketiga, Pengembangan kualitas sumber daya manusia produktif yang memiliki keahlian, ketrampilan dan pengetahuan dan mampu mengembangkan jiwa kewirausahaan sehingga mampu menjadi pelaku-pelaku agribisnis. Adanya peningkatan kerjsaama sehingga mampu menerapkan kemitraan yang luas, adil, terbuka, kuat dan saling terbuka.

            Keempat, penggunaan teknologi informasi untuk mendapatkan akses terhadap informasi pasar serta untuk meningkatkan promosi produk. Pemanfaatan sisteminformasi seperti adanya internet.

            Kelima upaya pengembangan peraturan dan standarisasi suatu produk sehingga mampu bersaing dengan produk dari negara lain. Standarisasi dapat berupa mutu, efisiensi, dan produktivitas.

            Keenam, adanya penghapusan kebijakan menghambat suatu usaha yang dapat merugikan masyarakat seperti kasus pajak ekspor yang memberatkan pelaku agribisnis.

            Ketujuh, keberadaan sarana dan prasarana seperti lembaga keuangan dan asuransi yang mendukung keadaan dana dan transportasi distribusinya.

            Kedelapan, peningkatan kemampuan teknologi yang ramah lingkungan yang mendukung pertanian berkelanjutan.

            Apabila kedelapan hal tersebut dapat dipraktekkan, tentu permasalahan IPTEK dan meningkatnya penduduk di Indonesia dapat diatasi. Seperti tahun 1984, Indonesia berhasil memproduksi beras sebanyak 25,8 ton. Hasilnya Indonesia melakukan swasembada beras ke berbagai negara. Kesuksesan ini mendapatkan penghargaan dari FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia) pada tahun 1985. Prestasi besar bagi Indonesia tersebut didapatkan ketika era pemerintahan Presiden Soeharto di masa Orde Baru karena menerapkan IPTEK terbaru dimasa tersebut dengan adanya revolusi hijau. Bukti tersebut mampu memperkuat potensi Indonesia sebagai negara yang berdaulat, adil, dan makmur meskipun memiliki banyak perbedaan.

            Pembangunan pertanian dengan memajukan IPTEK merupakan salah satu cara untuk mengatasi bonus demografi. IPTEK yang dilakukan harus meninjau ulang kesalahan masa lalu sehingga tidak akan melakukan untuk yang kedua kalinya. Hal tersebut dapat diciptakan, diupayakan dan dimaksimalkan dengan potensi yang dimiliki.

Memang, tidak mudah untuk menjadi sebuah negara yang ideal. Dukungan dan kerjasama dari pemerintah, swasta, masyarakat, dan segenap pihak terkait diperlukan untuk mewujudkan hal tersebut. Semua itu diperlukan demi kemajuan Indonesia, IPTEK  merupakan salah satu sarana.