Prihatin!
Tak kala melihat pertokoan dan perumahan yang ada di tepian desa.Tempo dulu di
tepian desa masih terlihat hamparan-hamparan padi, tebu, dan jagung yang menjadi
tumpuan
ekonomi masyarakat pedesaan.Identitas itu kian hari kian terkikis atau bahkan menghilang.Indonesia sebagai Negara agraria tergambar oleh sektor pertaniannya yang melimpah ruah kini tinggal sejarah.Cita-cita swasembada pangan yang menjadi angan tak kunjung jadi nyata.Wajah pedesaan kini, berganti pertokoan dan perumahan di tangan pemilik modal.Pertaniaan tak mampu memberikan daya tarik bagi regenerasi petani. Terlihat orang-orang tua yang mencangkul tanah, menyiangi rumput, menyemai benih dan membasmi hama. Pemuda! Dimanakah generasi muda berada? Kapan kau akan mengurus sawah milik ayah?Teringat syair lagu milik Ebit G Ade “Ayah, dalam hening sepi kurindu, untuk menuai padi milik kita”.Badan-badanmu pemuda yang kekar kau baktikan kepada kaum kapitalis sebagai pemegang proyek perkotaan. Pemuda desa ragamu kau abdikan kepada pemilik industri yang akan mengusur tanah milik leluhurmu. Pemikiran pemuda dan kesadaran terhadap budaya bertani perlu disemaikan melalui regenerasi petani.
ekonomi masyarakat pedesaan.Identitas itu kian hari kian terkikis atau bahkan menghilang.Indonesia sebagai Negara agraria tergambar oleh sektor pertaniannya yang melimpah ruah kini tinggal sejarah.Cita-cita swasembada pangan yang menjadi angan tak kunjung jadi nyata.Wajah pedesaan kini, berganti pertokoan dan perumahan di tangan pemilik modal.Pertaniaan tak mampu memberikan daya tarik bagi regenerasi petani. Terlihat orang-orang tua yang mencangkul tanah, menyiangi rumput, menyemai benih dan membasmi hama. Pemuda! Dimanakah generasi muda berada? Kapan kau akan mengurus sawah milik ayah?Teringat syair lagu milik Ebit G Ade “Ayah, dalam hening sepi kurindu, untuk menuai padi milik kita”.Badan-badanmu pemuda yang kekar kau baktikan kepada kaum kapitalis sebagai pemegang proyek perkotaan. Pemuda desa ragamu kau abdikan kepada pemilik industri yang akan mengusur tanah milik leluhurmu. Pemikiran pemuda dan kesadaran terhadap budaya bertani perlu disemaikan melalui regenerasi petani.
Bukan salah siapa-siapa pertanian
tak memikat pemuda.Kegelisahan masyarakat Indonesia yang bisa mengembalikan
identitas negara agraris dan maritim. Gambaran kecil daerah pedesaan di sudut
Jawa Tengah perbatasan DIY yakni kota Klaten. Produksi gula dari pabrik Gondang
Winangun kian hari kian menurun.Sawah-sawah yang tempo dulu menanam Padi kini
menjadi perumahan, pertokoan, dan terminal. Tak khayal dimasyarakat menyebut tanam tebu tumbuh terminal, setidaknya
kalimat itu ada di depan terminal baru kota Klaten. Masalah berikutnya
kehidupan bertani tak menghidupi petaninya.Terkadang biaya tanam tak sebanding
dengan pemerolehan hasil panen. Himpitan barang-barang pokok dan kebutuhan
terkadang lebih besar dari apa yang diperoleh dari bertani. Pendapatan yang
dinantikan selama beberapa bulan kemudian tak mampu menutup pembiayaan
pendidikan anak, kebutuhan mendadak, dan dana kesehatan. Bertani sebagai
kegiatan memproses menyemai, mengurus, dan akhirnya memanen.Membutuhkan waktu
yang tak singkat. Pembiayaan keseharian ditutup melalui proses meminjam uang
bank dan perseorangan. Tak jarang prediksi peminjaman dan pengembalian
salah.Harga hasil pertanian yang tak menentu menimbulkan problematika.Perhatian
pemerintah pada lahan pertanian dirasa kurang.Perhatian lebih ditujukan pada hasil
dan kualitas produk pertanian.
Bertani kurang mendapat perhatian
dikalangan pemuda.Pekerja proyek menerima gaji mingguan yang mampu menutup
kesulitan ekonomi.Pekerja Industri dengan imbalan yang cukup memikat lulusan dari
Sekolah Menengah Kejuruan.Dimana posisi pertanian di hati generasi dan anak
kandung ibu pertiwi?Katanya tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi
tanaman.Tak tertarikkah dengan sulapan mengubah tongkat kayu dan batu jadi
tanaman.Tangan-tangan pemudanya yang bisa mengubah tongkat batu menjadi
tanaman.Semoga.Melalui diskusi tulisan ini melahirkan solusi perihal bertani,
petani, dan pertanian.Menjawab kegelisahan yang disampaikan Prayitno dan Arsyad1
(1987) “lingkaran yang tak berujung” disampaikannya masalah pendapatan rendah,
luas tanah garapan sempit, teknologi tradisional dan peralatan yang terbatas
merupakan unsur yang kait mengkait yang membentuk suatu lingkaran yang tak
berujung pangkal.Sebagai upayanya dihadirkan balai tani dan balai potensi untuk
menjawab kegelisahan tersebut.Balai tani menjawab produktivitas lahan tani yang
rendah sebagai sebab modal dan pendidikan petani dalam mengelola pertanian.Balai
potensi untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja keluarga yang rendah.
Integrasi Multiprofesi
Pemahaman pemuda sebagai
penerus regenerasi profesi pertanian perlu diupayakan.Wawasan kebangsaan
mengenai negara agraria dan maritim tak hanya diberikan dibangku
sekolah.Penanaman seni bertani diperlukan oleh generasi muda melalui bedah
pertanian dan kajian pertanian di forum-forum kelembagaan milik RW atau
khususnya melalui Karang Taruna.Organisasi yang memiliki basis masa untuk
memikat anggotanya berkumpul dan mendengarkan ceramah kebangsaan.Kegiatan
berlatih bertani dan bercocok tanam digiatkan untuk mengembangkan jiwa simpatisme
dalam diri pemuda.Menekan adanya jual beli tanah pertanian untuk pendirian
perumahan, property, atau pertokoan.Kampus atau Universitas Pertanian
diharapkan perhatiaanya untuk mengabdi ke masyarakat melalui pembinaan desa
mitra.Pemberian beasiswa kepada pemuda desa pada bidang pertanian untuk menggiatkan
dan melaksanakan pertaniannya di daerah domisili.Jiwa-jiwa yang telah
terpanggil dan mempunyai tekad dibidang pertanian digali potensinya dan
diberikan wawasan.
Guna menjawab permasalahan yang telah
terurai di atas, usulan dan solusinya diperlukan adanya multiprofesi yang
mendukung keberlangsungan ekonomi dan budaya masyarakat.Multiprofesi yang
saling mendukung misalnya petani dan seniman, petani dan peternak, petani dan
guru, petani dan pengusaha, petani dan industri kreatif.Penggalian peluang
profesi yang saling mendukung perlu dilakukakan. Negeri ini kaya akan
keseniannya, setidaknya ada seni gerabah, seni ukir, seni batik, seni tenun,
dan seni tari atau gerak. Pemuda bekerja sebagai petani tetapi untuk mencukupi
perekonomiannya dan keberlangsungan budaya daerahnya ia mengeluti seni
kerajinan gerabah. Kesenian tradisional tidak kalah menariknya untuk
diintegrasikan sebagai pekerjaan kedua, ada seni suara, seni kuda lumping, dan
seni reog. Kesenian mampu mendorong masyarakat Indonesia untuk setara dan
sejajar dengan bangsa lain. Jika tak
mampu di bidang seni mengintegrasikan dengan bidang peternakan.Bertani dan
beternak bisa diintegrasikan untuk keberlangsungan
swasembada pangan Indonesia. Pekerjaan sebagai seorang petani tidak menguras
waktu selama 24 jam, butuh waktu pagi dan sore hari, atau tiga rentang waktu
pagi, siang hari dan sore hari. Keterampilan-keterampilan masyarakat Indonesia
sangat beragam dan ini potensi rahmat dari tuhan yang butuh dimanfaatkan.Untuk
mendukung konsep integrasi profesi pada penerapan kehidupan bermasyarakat
dibutuhkan Balai Potensi.
Balai potensi difungsikan sebagai
tempat untuk mengali, mengolah, dan memanfatkan potensi yang dimiliki
masyarakat.Balai ini dibawah pembinaan pemerintah yang bekerjasama dengan
instansi terkait semisal Universitas atau lembaga-lembaga sosial yang konsen di
bidang pengalian potensi.Pengalian potensi dilakukan diberbagai sektor
diantaranya seni, budaya, dan ekonomi.Balai ini digunakan untuk berkumpul
pemuda mengolah dan mengasah keterampilannya dibawah bimbingan tenaga
ahli.Balai potensi ini juga bisa dimanfaatkan untuk menjaga kearifan budaya
lokal.Sebagaimana mengali potensi desa dengan mengadakan desa wisata dengan
kearifan dan sejaerahnya.Seni bertani tradisional, keungulan pertaniaanya, dan
hasil pertaniaanya.Balai potensi didirikan di setiap keluruhan untuk
memfasilitasi pemudanya atau organisasi kepemudaan.Balai potensi bisa menjadi
sanggar kesenian, balai potensi bisa menjadi industry kreatif, balai potensi
mengugah semangat karya.
Mengiatkan dan
mengoptimalkan pertanian melalui balai tani
Selanjutnya, setelah didirikan balai
potensi untuk mendukung konsep integrasi profesi dan kompetensi profesi tani
layaknya dibangun balai tani.Balai ini untuk menunjuang kemampuan,
keterampilan, dan keahlian dalam bertani.Semisal penyuluhan mengenai penyemaian
bibit, pembasmiaan hama, dan proses pengairan atau irigasi. Balai tani ini
memfasilitasi paguyuban petani untuk memajukan sektor pertaniaanya.Tersedianya
koperasi tani dibalai tani lebih memudahkan petani untuk mendapatkan suplay
benih, pestisida, dan alat-alat pertanian yang mendukung.Koperasi ini
membangkitkan semangat petani dan mengatasi permasalahan petani.Berikutnya, di
balai tani disediakan buku-buku yang menunjang seni keterampilan
bertani.Poster-poster pendidikan bagi para petani.Balai tani juga bertugas
untuk memasrkan produk-produk yang dihasilkan oleh petaninya.Balai tani
disediakan di masing-masing RW atau masing-masing kelurahan yang berbasis
paguyuban tani.Melalui balai ini produk-produk pertanian bisa dikontrol dengan
maksimal.Menekan terjadinya penimbunan atau kelemahan distribusi
pertanian.Akhirnya balai tani ini menumbuhkan rasa optimisme dan kecintaan kaum
muda terhadap pertanian Setidaknya usaha ini untuk membangkitkan pertanian
Indonesia dan mengembalikan jati diri masyarakat Indonesia sebagai Negara
agraris.
Akhirnya
Masalah-masalah yang telah diuraikan di atas, (1)
Berkurangnya lahan pertanian, (2) kurangnya minat pemuda dalam melanjutkan profesi
petani, (3) kesulitan petani dalam sektor ekonomi, (4) Hasil pertanian secara
kualitas dan kuantitas yang perlu ditingkatkan.Penyelesaian yang diperlukan
dengan mengintegrasikan multi profesi yang saling mendukung dan penggalian
potensi.Penyediaan balai potensi dan balai tani mendukung konsep integrasi
profesi dan keberlangsungan kebudayaan dan optimalisasi kearifan budaya
lokal.Kegelisahan, sikap kritis, dan transformative yang digunakan untuk
pertanian Indonesia.
0 komentar:
Post a Comment