Indonesia
merupakan negara yang sangat kaya akan sumber daya alam. Salah satu contoh yang
dapat kita lihat bersama adalah keberadaan hutan hujan Indonesia yang berperan
penting dalam menjaga
keseimbangan iklim di dunia. Sehingga dapat dikatakan bahwa dominansi sumber daya alam Indonesia sangat kuat dan berperan penting secara global. Tapi kenyataan yang terjadi saat ini, negara yang dahulu mampu mencapai swasembada pangan dan menjadi pengekspor beras terbesar di dunia sekarang justru mengimpor beras dari negara-negara tetangga. Hal ini tentu sangat miris dan menjadi PR penting bagi kita bersama untuk mencari solusinya.
keseimbangan iklim di dunia. Sehingga dapat dikatakan bahwa dominansi sumber daya alam Indonesia sangat kuat dan berperan penting secara global. Tapi kenyataan yang terjadi saat ini, negara yang dahulu mampu mencapai swasembada pangan dan menjadi pengekspor beras terbesar di dunia sekarang justru mengimpor beras dari negara-negara tetangga. Hal ini tentu sangat miris dan menjadi PR penting bagi kita bersama untuk mencari solusinya.
Terdapat
dua kata kunci yang harus dipegang teguh dalam mengelola sumber daya alam yaitu
optimal dan lestari. Keduanya diperlukan karena sumber daya alam yang tersedia
saat ini tidak hanya diperuntukkan bagi generasi ini saja, tetapi juga untuk
generasi anak cucu di masa mendatang. Prinsip optimal memiliki arti terbaik.
Artinya bahwa dalam pengelolaan sumber daya alam harus dilakukan sebaik mungkin
Dalam UUD 1945 pasal 33 ayat 3 dinyatakan bahwa bumi, air, dan kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Berkiblat pada ayat tersebut sudah jelas
bahwa optimalisasi dari sumber daya alam mutlak dilaksanakan, dalam hal ini
dapat berupa pemanfaatan sumber daya alam dengan cara mengambil kekayaan alam
yang tetap berada dalam batasan wajar atau tidak serta merta mengambil seluruh
kekayaan alam tanpa batas dan tidak menerapkan asas pembangunan berkelanjutan.
Sehingga prinsip lestari dapat diartikan sebagai daya upaya yang dilakukan oleh
individu maupun golongan untuk menjaga sumber daya alam yang ada, tetap ada,
baik ditinjau dari sifat maupun bentuknya.
Di
Lampung masih banyak sekali potensi daerah yang belum bisa dikelola dengan benar,
baik dari sektor perekonomian maupun pariwisata. Contohnya di Lampung Barat.
Pengalaman yang penulis peroleh semasa KKN 2 bulan lalu, diperoleh gambaran
bahwa masyarakat masih butuh bimbingan dalam pengelolaan sumberdaya yang
melimpah
ruah
agar dapat bermanfaat bagi khalayak banyak. Contoh yang dapat penulis sajikan
misalnya keadaan potensi yang ada di Lampung Barat. Kabupaten Lampung Barat
terutama di Kota Liwa khusunya di pekon Sedampah Indah atau yang dapat penulis
sebut sebagai negeri samudra di atas awan karena keindahan alam yang disuguhkan
luar biasa menunjukkan kekuasaan Tuhan, merupakan Kota penghasil kopi robusta
dan berbagai macam sayuran semacam tomat, labu, dan kol yang cukup terkenal di
Indonesia, namun sayangnya ketika harga semisal tomat jatuh hingga Rp.300-, per
kilogramnya warga justru cenderung untuk membuang begitu saja hasil panenannya
sebanyak puluhan peti atau sekedar membagikannya secara cuma-cuma kepada
siapapun yang mau. Hal ini tentu sangat disayangkan karena tomat pada dasarnya
dapat dijadikan berbagai macam olahan makanan yang menarik yang bernilai jual
tinggi seperti dodol tomat, manisan tomat, selai tomat, atau permen. Setelah
dilakukan survei ternyata beberapa warga sudah pernah mencoba untuk membuat
olahan dodol tetapi karena tidak ada respon peminat, produktivitas tersebut
hanya sebatas untuk konsumsi pribadi. Hal ini tentu sangat disayangkan. Kenapa
kita tidak bisa menjadikan dodol tomat sebagai maskot Lampung seperti halnya
Garut yang terkenal dengan dodol Garutnya jika secara kompetensi ternyata kita
mampu melakaukannya.
Salah
satu hal yang salah dari orang Indonesia menurut penulis bukan terletak pada
sumber daya alamnya tetapi pada sifat konsumerisme masyarakat yang semakin mengakar
kuat sehingga pada akhirnya Indonesia tumbuh dengan jiwa produktivitas yang
sudah terdegradasi dengan sempurna sehingga dengan mudah dimanfaatkan oleh
beberapa negara asing untuk meraup keuntungan dengan pengelolaan sumber daya
alam Indonesia yang sebenarnya kita mampu mengelolanya sendiri. Sama halnya
dengan status bangsa Indonesia di zaman dahulu, hakikatnya saat ini pun kita
masih dijajah, meskipun bukan secara fisik. Melainkan secara mental dan otak,
yang perlahan-lahan dimainkan oleh negara-negara yang menginginkan Indonesia
sebagai sumber kekayaan yang seutuhnya. Seperti PT Freeport Amerika yang
menghasilkan pendapatan sangat banyak untuk negaranya, padahal notabene mereka
hanya berstatus sebagai pengelola, sedangkan Indonesia yang menyandang status
sebagai pemilik justru hanya mendapat sepersekian persen dari hasil tambang
tersebut karena ketidakmampuan Indonesia untuk turut serta dalam pengelolaan.
Dalam
bidang pariwisata juga demikian. Berbicara mengenai Lampung sebagai tanah
kelahiran penulis pada hakikatnya Lampung memiliki potesi yang sama dengan
kota-kota wisata lain yang cukup terkenal di Indonesia. Penulis contohkan dalam
tulisan ini misalnya daerah wisata Teluk Kiluan yang hadir dengan pesona ratusan
lumba-lumba di kawasan pesisir yang menjadi daya tarik bagi wisata bahari
daerah tersebut. Pada dasarnya tempat wisata ini sangat direkomendasikan baik
bagi wisatawan domestik maupun asing. Sejauh ini memang sudah banyak turis
asing yang mengunjungi Teluk Kiluan, tetapi kenapa kita masih belum bisa
bersaing atau bahkan bisa sejajar dengan tempat-tempat wisata seperti di Pulau
Jawa, Bali, atau pulau-pulau yang lain? Alasannya karena Lampung belum memiliki
sistem pengelolaan yang baik. Seperti misal layanan tour-guide dan cottage-cottage
yang masih dikelola secara secara individual atau tidak dinanungi oleh semacam
lembaga yang dapat dijamin pertanggungjawabannya. Begitu pula dengan daerah
wisata Lumbok Seminung Resort, cottage-cottage dan seluruh fasilitas
sudah dibangun secara permanen. Tetapi karena sistem pengelolaan yang
kurang terstruktur, daerah wisata ini seperti tidak terawat bahkan sudah banyak
sarana prasarana yang mengalami kerusakan. Padahal dari segi keindahan alam,
Lumbok Seminung Resort menurut penulis dapat dikatakan sejajar dengan
daerah-daerah wisata terkenal di kota lain.
Semua
tidak berkembang dengan baik karena kembali lagi ke masalah pengelolaan yang
belum bisa dilakukan dengan benar oleh sebagian besar bangsa kita. Seharusnya
pemerintah mewadahi dan mengawasi jalannya pengelolaan tempat-tempat pariwisata
yang sejatinya dapat menjadi aset besar bagi suatu kota untuk berkembang.
Peningkatan dan penguatan akses informasi juga diperlukan agar keberadaan suatu
wahana dapat diakses secara luas oleh sasaran objek. Perlu adanya penataan
kelembagaan, peningkatan efektivitas pengelolaan, konservasi dan pengelolaan
sumber daya alam yang sejalan dengan progam pelestarian lingkungan hidup.
Sehingga kawasan-kawasan konservasi dapat terjaga dari kerusakan akibat
pemanfaatan SDA yang tidak terkendali dan ekploitatif. Dengan adanya penataan
kelembagaan maka pengoptimalan sumber daya alam dan lingkungan hidup dapat
berjalan dengan efektif dan didukung oleh perangkat hukum dan perundangan serta
terlaksananya upaya penegakan hukum yang adil dan konsisten.
Sebagai
sebuah provinsi yang paling dekat dengan Ibu Kota Negara di Pulau Sumatera
tentu sangat mengherankan karena sampai saat ini Lampung masih menjadi daerah
yang miskin dibandingkan dengan provinsi lain di Sumatra. Bahkan Lampung Barat
yang notabene memiliki sumber daya paling meilimpah dan paling diincar oleh
investor asing baik dari segi perkebunan, pariwisata, maupun perikanannya
justru termasuk ke dalam kategori Kabupaten yang tertinggal dibandingkan dengan
beberapa Kabupaten lain yang ada di Lampung. Daerah tertinggal merupakan
wilayah yang relatif kurang berkembang dibandingkan daerah lain dalam skala
nasional. Masyarakat di daerah tertinggal umumnya mempunyai tingkat pendidikan
pengetahun dan ketrampilan yang relatif rendah. Selain itu juga sulit untuk
dijangkau oleh jaringan transportasi maupun komunikasi. Masih banyak orang tua
yang berpikiran bahwa lebih baik anaknya bekerja buruh di ladang daripada
sekolah. Hal seperti ini perlu mendapat perhatian serius. Anak usia sekolah
tertutama anak usia SD dan SMP masih memiliki semanagt belajar yang sangat
tinggi, tetapi ketika semangat tersebut dipatahkan oleh kedua orangtuanya
mereka tidak bisa apa-apa. Maka seara turun temurun mindset yang
tertanam dalam setiap invididu mengenai pendidikan adalah sama, yaitu tidak
penting.
Selain
merubah mindset orang tua mengenai paradigma pendidikan, pemerintah juga perlu
menjadikan sektor industri sebagai yang dinomorsatukan. Karena dengan demikian
petani akan berusaha mengoptimalkan hasil panenannya dengan cara mengembangkan
industri berbasis potensi yang dihasilkan oleh daerah tersebut untuk diolah
menjadi produk yang bernilai jual lebih tinggi meskipun industri yang sudah ada
sekalipun nyatanya masih berada pada tingkat pemasaran yang minim. Kenapa?
Karena tidak sedikit pribumi yang kurang mencintai budaya dan produksi lokal.
Oleh karena itu penulis menyimpulkan bahwa untuk bisa meningkatkan daya saing
bangsa melalui pengoptimalan potensi lokal yang tersedia yang perlu
diperhatikan adalah adanya koordinasi yang baik antara pemerintah dan
masyarakat terkait poin sistem pengelolaan, menjadikan pendidikan sebagai aspek
yang penting dalam kehidupan karena pendidikan dapat dijadikan sebagai tolak
ukur kompetensi masyarakat untuk mampu bersaing secara global, serta
bersama-sama meningkatkan industri yang dikembangkan dari potensi sumber daya
alam yang ada serta mencintai dan bersama mempromosikan produk lokal dengan bangga
ke luar rumah kita.
"Agen poker terbesar dan terpercaya ARENADOMINO.
ReplyDeleteminimal depo dan wd cuma 20 ribu
dengan 1 userid sudah bisa bermain 9 games
ayo mampir kemari ke Website Kami ya www.arenadomino.com
Wa :+855964967353
Line : arena_01
WeChat : arenadomino
Yahoo! : arenadomino"