Info seputar pangan nasional dan dunia

Alat Pembasmi HPT (Hama Penyakit Tanaman)




Indonesia diprediksi pada tahun 2020-2030 mendapatkan Bonus Demografi, dimana penduduk dengan umur produktif sangat besar sementara usia muda semakin kecil dan usia lanjut belum banyak. Umur produktif disini berkisar 15-64 tahun yang mana akan mencapai 70%, sedangkan
sisanya 30% adalah usia penduduk yang tidak produktif (dibawah 15 tahun dan diatas 64 tahun). Dilihat dari jumlahnya, penduduk usia produktif mencapai 180 juta sedangkan nonproduktif 60 juta. Dengan munculnya bonus demografi akan menyebabkan angka ketergantungan penduduk, yaitu tingkat penduduk produktif akan menanggung penduduk yang nonproduktif akan sangat rendah, selain itu jika penduduk usia produktif meningkat, apakah negara akan mampu menyediakan lapangan pekerjaan untuk menampung 70% penduduk usia produktif?. Bonus demografi memiliki sisi positif jika kita dapat memanfaatkannya.

Meningkatnya usia produktif di tahun 2020-2030 menghasilkan tenaga kerja yang lebih. Sedangkan kondisi tenaga kerja Indonesia saat ini masih belum seimbang dengan pertumbuhan penduduk yang dari tahun ke tahun semakin berkembang, jika kondisi pada tahun periode tersebut masih sama dengan saat ini dimungkinkan akan banyak pengangguran yang terjadi. Indonesia memiliki tenaga kerja yang melimpah. Didaerah pedesaan mayoritas penduduk bekerja sebagai petani, yang mana petani tersebut penghasilannya bergantung pada hasil panen saja, sedangkan yang didapat petani dari hasil panen tersebut tidak menentu. Sering kali petani mengalami gagal panen karena beberapa faktor, salah satunya padi yang ditanam terserang hama. Hama yang biasa menyerang padi yakni wereng coklat, wereng hijau, genggerek batang, walang sangit, hama ganjur, ulat grayak, hama putih palsu, hama putih, tikus sawah dan burung. Cara mengatasinya, petani memiliki alat semprot (tangki). Alat tersebut digunakan untuk membasmi hama-hama yang ada pada padi, cara penggunaanya dengan memasukan obat yang sudah dicampurkan dengan air kedalam tangki,perlu diingat penggunaan pestisida perlu hati-hati. Betapa besar ancamannya jika menggunakan produk semacam itu dengan sembarangan. Bukan hanya terhadap kesehatan si pemakai tetapi lingkungan juga akan tercemar oleh bahan kimia yang dihasilkan produk itu. Tidak sedikit petani menggunakan obat tersebut dengan asal-asalan, saat mencampurkan obat dengan air dan menyemprotkan ke tanaman hanya dengan tangan kosong, tanpa ada perlengkapan yang dapat melindungi diri dari bahan kimia yang berbahaya. Seharusnya dianjurkan menggunakan sarung tangan, masker, topi, sepatu boot dan bila perlu memakai jas khusus. Begitu berbahayanya bahan kimia dari pestisida bila masuk kedalam tubuh manusia, masuknya bahan tersebut bisa karena termakan atau terminum bersama makanan dan minuman yang tercemar, bahan yang dihasilkan terhirup, atau terserap melalui kulit. Jika hal itu terjadi secara terus menerus tanpa ada tindakan dapat menyebabkan hancurnya sel dan kromosom sehingga tumbuh kanker dalam tubuh. Petani di Indonesia sebagian besar hanya lulus SD, SMP saja, jadi pengetahuan dan


pemahaman masih sangat kurang. Semua itu termasuk masalah bagi pertanian Indonesia, seharusnya cepat ditangani dengan cara mengadakan penyuluhan-penyuluhan tentang pertanian disetiap desa agar para petani mengetahui cara-cara penglahan yang baik dan kurang baik. Alat semprot petani yang biasa digunakan kurang menjamin keselamatan pemakai, sebab ujung bagian alat tempat keluarnya air menyebar, sehingga bahan kimia dari pestisida akan mengenai si pengguna. Sudah dijelaskan diatas mengenai bahayanya pestisida.
Share:

0 komentar:

Post a Comment

Kabar Pangan. Powered by Blogger.

Blog Archive